Kamis, 31 Mei 2012

Virus Autoit Menyamar sebagai WebCam


Virus Autoit Menyamar sebagai WebCam

Posted in Virus Lokal on Apr 01, 2012
Autoit merupakan sebuah bahasa pemrograman scripting basic seperti VBS Script, awalnya  Autoit di buat untuk memudahkan para developer software dalam menagani permasalahan secara otomatis, dengan Autoit para pengembang sofware bisa dengan mudah memanipulasi gerakan mouse, tuts keyboard dan windows aplikasi yang berjalan, Dari kemudahan yang ditawarkan oleh Autoit membuat segelintir orang iseng untuk membuat virus menggunakan Autoit, apalagi Autoit menggunakan bahasa basic, mirip seperti Visual Basic, memudahkan para Pembuat virus untuk memperlajari Autoit dengan cepat,

Salah satunya adalah virus Autoit ini, Virus ini dapat menyebar dengan memanfaatkan Aplikasi Instan Messaging seperti Yahoo MessengerGoogle Talk, dan Skype. sebenarnya virus ini bukanlah hal baru sebelumnya beberapa tahun yang lalu sudah ditemukan virus yang hampir sama yakni Virus Sohanad, virus Sohanad juga memanfaatkan Yahoo Messenger sebagai media penyebaran, kuat dugaan virus ini masih satu varian dengan virus sohanad, dari beberapa teknik yang dia gunakan hampir sama dengan virus sohanad, yang membedakan hanyalah virus ini dapat menyebar dengan memanfaatkan banyak aplikasi Instan Messaging (YM, Gtalk, Skype).

Karakteristik Virus

Ukuran : 659 Kb
Icon : WebCam
File Version : 3.3.6.1
Dibuat Menggunakan : Autoit v3

Aksi Virus
Saat korban menjalankan file virus, virus akan membuat file induknya di system :
  • HKLM\SOFTWARE\Microsoft\Windows NT\CurrentVersion\Winlogon\Shell = “Explorer.exe “C:\windows\system32_.exe
  • HKCU\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Run\Yahoo Messengger = “C:\windows\system32\system32_.exe”
file induk inilah yang digunakan virus untuk aktif di memory saat komputer di hidupkan.

Duplikat Virus di setiap Drive & Folder
Disetiap drive bisa ditemukan 2 duplikat virus dengan nama :
  • New Folder.exe (Attribut Normal)
  • system32_.exe (Attribut Hidden)
Jika menemukan ada nya file mencurigakan seperti diatas dengan ciri” menggunakan ikon WebCam, bisa dipastikan itu adalah virus Autoit, Jangan pernah tertarik untuk membuka file mencurigakan seperti diatas, apalagi dengan ikon seperti itu, banyak pengguna komputer yg terinfeksi virus akibat dari kecerobohan nya  menjalankan file” tak dikenal.
Disetiap Folder yang terdapat di drive juga tak luput dari serangan virus, kita bisa menemukan duplikat virus ini disetiap folder dengan nama mengikuti folder yang di infeksi, Contoh jika foldernya bernama Data maka duplikat virus akan bernamaData.exe didalam folder tersebut.

Shortcut URL Virus
Virus saat aktif juga menciptakan sebuah shortcut yang mengarah langsung ke website virus, shortcut URL ini bisa kita temuin dibeberapa lokasi dibawah ini :

Menyebar Via Instan Messaging
Virus akan memonitoring beberapa Aplikasi Instan Messaging seperti Yahoo Messenger, Google Talk, dan Skype, jika virus menemukan salah satu proses aktif maka secara otomatis virus akan mengendalikan program tersebut, dengan mengirimkan Link Virus ke teman chat kita yang sedang aktif.
Beberapa pesan virus yang akan dikirim antara lain :
  • “Hey what are you doing Please test my new webcam using private application %UrlVirus%”
  • “Hey Please help me to test my new cam, (use deepika213 as passcode)  %UrlVirus%”
  • “The wisest mind has something yet to learn %UrlVirus%”
  • “Hey Please help me to test my new cam application %UrlVirus%”
  • “I was checking out yahoo members ENTER and i saw your page   yahoo says you are my top match        view my private cam via secured connection Luse password pass      %UrlVirus% Waiting for you, view my private cam via secured connection BIN”
  • “Happiness is not a destination. It is a method of life %UrlVirus%”
  • “View my private cam via secured connection %UrlVirus%”
  • “If you want truly to understand something, try to change it %UrlVirus%”
  • “asl please  I am 21 Female, Mumbai (India) and you  Hey View my private cam via secured connection %UrlVirus%”
Virus juga akan menambahkan akun si pembuat virus dengan ID foxjones9didaftar kontak kita,

Kill Process
Berikut beberapa proses yang akan di kill prosenya :
  • game_y.exe
  • Bkav2006
  • System Configuration (Caption)
  • Registry (Caption)
  • [FireLion] (Caption)
  • cmd.exe

Menghapus Semua Restore Point
Agar virus dapat bertahan lama di komputer korban, virus juga menghapus semua restore point yang ada di dalam daftar System Restore, akibatnya apabila korban ingin mengembalikan keadaan komputernya seperti semula, tidak akan bisa karena restore pointnya sudah dihapus oleh virus.

Pembersihan
Download SMADAV revisi terbaru untuk mendeteksi variant virus ini, apabila Smadav belum mendeteksi keberadaan virus ini, gunakan cara” seperti dibawah ini L
  • Buka SMADAV, kemudian klik TAB Tools > One Virus By User, di situ akan terlihat file induk virus dengan nama System32_.exe kemudian klik kanan pilih Add As Virus. Lihat contohnya seperti gambar dibawah ini.


  • Kemudian menuju ke TAB Scanner  pilih Full Scan.  Jika sudah tinggal klik tombol SCAN >>

  • Tunggu hingga proses scanning selesai, dan terakhir tinggal klik TombolBersihkan

Sekarang Kompter bersih dari virus ini, jangan lupa Scan juga semua media penyimpanan yg kamu miliki, seperti Flashdisk dan  HD External

Minggu, 27 Mei 2012

Cara Menyisipkan Presentasi Power Point ke Dalam Blog / Website


Menyisipkan Presentasi Power Point di Web / Blog

Cara Menyisipkan Presentasi Power Point ke Dalam Blog / Website
Power Point biasanya dipergunakan untuk kepentingan presentasi, jika biasanya kita menyisipkan file gambar / video kedalam webiste / blog maka sekarang bisa menyisipkan file power point ke dalam website / blog kita.
Bagaimana caranya…?
Caranya anda mendaftar dulu di www.slideserve.com setelah itu anda dapat mengupload file power poin anda ke situs tersebut, dan jika berhasil maka file power poin dapat anda masukkan sama seperti kita memasukkan Video dari youtube ke dalam blog, yaitu dengan mengambil kode embeded nya.
Selamat mencoba

Model Latihan Laboratoris


TUGAS
MODEL LATIHAN LABORATORIS


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Sistim Pembelajaran
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Drs. Mudaris Muslim, M.Si


Disusun Oleh :
DELANY DALI                 K3108014
RIAN HERMAWAN         K3109069
WISNU ANA SAPUTRA    K3109081


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN LABORATORIS
( LABOORATORY TRAINING/ T-GROUP )

1.       Pengantar.
            Tahun 1947di Bethel, Maine, pelatihan laboratoris atau sering disebut T-Group muncul sebagai bentuk perhatian terhadap meningkatnya perubahan individu dan sosial dalam masyarakat modern dan untuk memperbarui dan meningkatkan metade yang memfasilitasi respon individu dan untuk mengontrol perubahan yang terjadi.
            Perubahan tersebut antara lain emosi, kepercayaan, norma, kebutuhan, kebiasaan, pola interaksi dan lain-lain. Perubahan didalam masyarakat menimbulkan permintaan personal/ individu dan sosial dan untuk menghindari kegagalan individu membutuhkan keintregasian aspek kognitif dan emosi sejalan dengan aspek personal dan sosial. Kemampuan untuk hidup dalam keambiguan (ketidak jelasan), perubahan, bekerja sama dan berdaya cipta sosial adalah kebutuhan dan keefektifan keanggotaan sosial. Apa yang dibutuhkan adalah sebuah model pembelajaran yang menyediakan rehabilitasi individu dan rekon struksi sosial.

2.      Rumusan masalah.
            Rumusan masalah dari kertas kerja berikut ini adalah sebagai berikut:
1.      Pengenalan model pembelajaran latihan laboratoris; sintakmatik, sistem sosial, prinsip reaksi, dampak instruksional langsung ataupun penggiring.
2.      Aplikasi model latihan laboratoris.
3.      Analisis kritis terhadap penerapan latihan laboratoris
4.      Kelebihan dan kekurangan model laboratoris.

3.      Tujuan.
1.      Mengenal model pembelajaran laboratoris.
2.      Mengaplikasi model latihan  laboratoris.
3.      Menganalisis penerapan model latihan laboratoris.
4.      Model Latihan Laboratoris.
            Model latihan laboratoris ini normalnya terdiri dari sepuluh sampai dua belas orang, menghabiskan waktu selama delapan sampai empat puluh jam bersama dalam sebuah pembelajaran kelompok tatap muka yang didalamnya individu – individu satu sama lain mencari penyelesaian suatu masalah. Topik pembelajaran berasal dari pengalaman anggota kelompok dengan kata lain fokus pembicaraan berkisar pada pengalaman, sikap, kebiasaan, perasaan, persepsi dan reaksi anggota kelompok tersebut selama bersama. Model ini menghadirkan seorang pelatih/ guru yang berperan sebagai fasilitator, pengamat dan peserta. Didalam pelaksanaan model pembelajaran ini, mereka memberi kesempatan kepada peserta untuk mengklarifikasi dan mengorientasi kembali nilai kehidupan sosial yang telah diwariskan. Mereka berperan pengembangan komunikasi, menawarkan bantuan kepada anggota kelompok untuk menemukan cara menggunakan pengalaman mereka untuk belajar. Peserta juga didorong untuk belajar banyak tentang kebiasaan, mereka sendiri, peserta lain dan kebiasaan kelompok dari observasi dan analisis pengalaman berkelanjutan dalam kelompok.

            Tujuan pembelajaran laboratoris bisa dilihat dari tiga dimensi, yaitu:
1.      Content atau isi.
Dimensi content atau isi terbagi menjadi empat area yaitu:
1.1    Intrapersonal : Bertujuan untuk mencapai wawasan diri atau untuk meningkatkan pengetahuan  
diri juga mencakup identifikasi tekanan,  manajemen pertikaian, ketegangan, integrasi emosional dan lain-lain.
1.2    Interpersonal : adalah dimensi isi yang terfokus pada dinamika hubungan antar anggota  
Kelompok. Pengaruh hubungan umpan balik, resolusi konflik, memberi dan menerima bantuan.
1.3    Dinamika kelompok : kelompok sebagai media, bagian dari kumpulan individu yang memiliki
kualitas uniknya sendiri. Kualitas unik mencakup norma/ standar nilai, peran, kekuatan dan struktur sosial dan pola interaksinya.
1.4    Arahan  diri : menekankan pada perubahan dari kognitif ke perilaku. Ini mengembangkan  
diagnosa untuk meningkatkan kompetensi antar individu dan orgamisasi, akurasi, penafsiran, konswekwensi perilaku dalam hubungannya dengan yang lain.

2.      Tingkat pembelajaran
Setiap tujuan bisa dicapai pada beberapa tingkatan. Schein and Bennis ( Joice & Well 1996 ) membedakan tingkatan pembelajaran menjadi tiga: kesadaran, merubah sikap dan perilaku baru. Individu dapat meningkatkan kesadaran terhadap perasaan mereka sendiri  dan orang lain;  kekomplekan komunikasi, perbedaan kebutuhan anggota, tujuan dan cara pendekatan masalah, pengaruh mereka pada orang lain, konsekwensi tindakan atau perilaku meningkatkan kesadaran yang pada akhrnya menghasilkan perubahan sikap terhadap diri, orang lain dan kelompok sehingga akan menghasilkan perilaku baru, dalam bentuk diagnosis mendalam dan kompetewnsi keterampilan sosial. Semangat untuk meneliti atau melakukan proses inquiry sangat penting dalam keseluruhan proses pencapaian tujuan dalam model ini ( Udin S. Winataputra 2001 ).

3.      Target utama pembelajaran.
Target utama pembelajaran ini adalah individu dan organisasi atau masyarakat yang saling berhubungan. Model laboratoris ini lebih menekankan aspek sosial yang relevan terhadap perilaku target utama pembelajarannya.
            Ada tiga elemen dasar model latihan laboratoris ini, yaitui:  ( Udin S.Winataputra 2001 ).
1.      Situasi yang kurang bertujuan, kurang terpimpin dan kurang tersusun acaranya.
Disini kekaburan menimbulkan ketegangan dan memungkinkan peserta memberikan respon terhadap keadaan tersebut yang pada akhirnya dilakukan pengarahan.
2.      Orientasi terhadap peertumbuhan dan perkembangan
3.      Data yang mnejadi bahan analisis adalah pengalaman umpan balik yang diperoleh pada saat mereka belajar bersama.

4.       Sintakmatik.
Model ini tidak memiliki tahapan kegiatan yang ketat. Tahapan kegiatan yang dikembangkan  bervariasi  sesuai dengan rancangan pertemuan laboratoris sendiri.  Biasanya struktur T-Group  merupakan struktur yang utama. Struktur T-Group ini meliputi dua tahap utama dengan tahapan yang lebih kecil untuk masing – masing tahap utama, seperti berikut :
I.                   Tahap Ketergantungan : Hubungan dengan kekuasaan  issue pokok.
1.      Ketergantungan (kebutuhan akan adanya pranata dan pemimpin).
2.      Kontra Ketergantungan (menghindarkan diri dari pimpinan, munculnya dua kelompok yang bervbeda keinginan).
3.      Pemecahan Masalah (munculnya: keinginan untuk memanfaatkan waktu lebih baik; penghargaan terhadap pelatih; pengenalan terhadap macam-macam sikap; rasa percaya dan kerja sama).
II.                Saling Ketergantungan : Peduli terhadap orang lain dan kerja sama dalam memecahkan masalah umum.
4.      Pemikatan (solidaritas kelompok, perasaan positif)
5.      Pemencaran (kepedulian terhadap perbedaan, dan keterlibatan lebih banyak, serta rasa takut diserang)
6.      Validasi Kesepakatan (penyiapan untuk mengakhiri kelompok, evaluasi keterlibatan, sadar akan tanggapan terhadap orang lain).

5.       Sistem sosial.
Setelah pengajar membangun situasi yang membingungkan, pengajar sebagai pelatih menjelaskan bahwa ia tidak akan berfungsi sebagai pemimpin tapi sebagai anggota kelompok.  Disini, struktur tidaklah nampak, dan kelompok harus bertanggung jawab untuk mengarahkan pertumbuhannya sendiri. Memang iklim belajar dalam T-Group ini merupakan situasi yang sangat mendukung dan menciptakan proses belajar yang bersifat kerjasama, namun masih tetap dalam batas yang dapat ditolerani.

       I.            Tahap Ketergantungan: Hubungan dengan kekuasaan sebagai isu pokok.
1.      Ketergantungan (kebutuhan akan adanya pranata dan pemimpin).
2.      Kontra Ketergantungan (menghindarkan diri dari pimpinan, munculnya dua kelompok yang berbeda keinginan).
3.      Pemecahan Masalah (Munculnya: keinginan untuk memanfaatkan waktu lebih baik; penghargaan terhadap pelatih; pengenalan terhadap macam-macam sikap; rasa percaya dan kerjasama).

    II.            Saling Ketergantungan: Peduli terhadap orang lain dan kerja-sama memecahkan masalah umum.
4.      Pemikatan (solidaritas kelompok, perasaan positif)
5.      Pemencaran (kepedulian terhadap perbedaan, dan keterlibatan lebih banyak, serta rasa takut diserang)
6.      Validasi Kesepakatan (penyiapan untuk mengakhiri kelompok, evaluasi keterlibatan, sadar akan tanggapan terhadap orang lain)


Tabel 3.14
Tahap Pengembangan T-Group (Joyce dan Weil, 1986: 284)
6.      Prinsip Reaksi
Pelatih dalam hal ini pengajar memegang berbagai peranan dalam T-Group ini, yakni sebagai : pengamat yang terlibat, anggota kelompok, pemberi contoh, dan sebagai mediator atau perantara. Didalam melakukan moderasi ini kelompok akan sangat tergantung pada model perilaku kelompok yang baik seperti: terbuka, jujur, terarah, bersemangat belajar yang tinggi, mau dan mampu memberi dan menerima umpan balik, dan bersifat mendukung.

7.       Sistim pendukung.
Sarana pendukung yang diperlukan dan palingutama ialah pengajar/ pelatih yang berpengalaman dalam model ini. Model ini dapat dilaksanakan dalam situasi kelembagaan, situasi kelas, dan situasi yang diintegrasikan dengan kehidupanm sehari-hari.

8.       Dampak instruksional dan pengiring.                                        
Oval: Model Latihan LaboratotisModel latihan laboratoris ini dapat diadaptasi dalam bentuk kerangka operasional sebagai berikut:
MODEL LATIHAN LABORATORIS
(  Joyce & Weil, 1986 )
KEGIATAN PENGAJAR
LANGKAH POKOK
KEGIATAN MAHASISWA




Rasa Tergantung
 
* Beri stimulus suatu isu                                            *Beri respon kebutuhan
Dorongan mandiri

Dorongan Mandiri
 
* Ajukan pertanyaan                                                   *Kenali adanya
  Pemicu Pendapat yang                                               kontradiksi      
  Bertolak Belakang

Pemecahan Masalah
 
* Ciptakan situasi                                                        *Diskusikan   pemecahan                             
Pemecahan masalah                                                        Kontradiksi tersebut   
……………………………………………………………………………………..                                                                                
Rasa terlibat

 
* Ajukan pertanyaan                                                   *RasakanPerlunya  Pemicuketerlibatan                                                            kebersamaan                                                             

Rasa peduli
 
* Ciptakan situasi yang                                               *Tunjukkan
  Mengundang kepedulian                                           kepedulian terhadap orang

Validasi

 
* Minta untuk menilai                                                 *Lakukan
Diri masing-masing                                                       penilaian diri
(Adaptasi, Udin,1994)




9.       Aplikasi Model.
            Model latihan laboratoris adalah rancangan yang didisain untuk meningkatkan kemampuan diri, hubhungan interpersonal. Apliokasi model ini didalamkelas dapat meningkatkan fleksibel dan kemampuan siswa/ peseerta pembelajaran untuk berubah sesuai dengan tujuan pembelajaran.

10.      Analisis Kritis.
            Tujuan latihan laboratoris adalah tidak hanya mengembangkan kemampuan intelaktualnya tetapi perubahan yang lebih terintegrasi dan terkoneksi secara adaptif terhadap nilai, konsep, perasaan, persepsi, strategi dan keterampilan Pembelajaran bukan hanya penyebaran informasi dan mendapatkannya  kembali; ini adalah masalah hubungan manusia dimana guru/ pelatih dan siswa/ peserta mengeksplorasi dan mendiagnosis kebutuhan dan daya tahan terhadap pembelajaran dan perubahan. Sebagai tambahan pembelajaran dapat memperoleh keterampilan dari paretisipasi proses sosial.
            Latihan laboratoris menempatkan nilai diatas keterbukaan dan keautentikan komunikasi, melalui pelatihan interpersonal. Model laboratoris ini mereformasi social


11.  Kelebihan dan Kelemahan model latihan laboratoris.
Kelebihan :
1.      Meningkatkan pemahaman terhadap dinamika kelompok
2.      Meningkatkan pemahaman proses ssial dengan berinteraksi didalam kelompok.
3.      Meningkatkan keterampilan interpersonal.
4.      Meningkatkan kemampuan menerima umpan balik.
Kelemahan:
1.      Membutuhkan waktu pembelajaran yang lebih l;ama.
2.      Membutuhkan guru atau pembimbing yang berpengalaman.
3.      Adanya dominasi individu dalam kelompok.
4.      Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
Kesimpulan.

            Tujuan pembelajaran laboratoris bisa dilihat dari tiga dimensi yaitu: intrapersonal, interpersonal, dinamika kelompok dan arahan diri. Model pembelajaran ini memiliki tiga tingkatan yaitu: kesadaran merubah sikap dan perilaku baru. Dan model juga menekankan pada proses pembelajaran bukan hanya pada aspek kognitif peserta. Peran guru/ pelatih bukan sebagai pemimpin melainkan sebagai fasilitator pengamat, dan peserta.























Daftar Pustaka :

Joice,B dan Wei,M, 1972. Models of Teaching.New Jersey; Prentice-Hal. Inc.
Winataputra,U.S.2001. Modewl-model Pembelajaran Inovatif, Jakarta; Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional.

Lampiran  : Aplikasi model latihan laboratoris